Kisah Pilu Bayi Kanker Ovarium Stadium 3 di Malaysia: Waspadai Gejala Ini pada Anak

Bayi, Bayi kanker ovarium, Kanker ovarium
Rate this post

Kasus seorang bayi di Malaysia yang didiagnosis kanker ovarium stadium 3 bikin banyak orang terkejut. Bayi perempuan berusia 19 bulan ini menderita kondisi yang sangat jarang terjadi, biasanya sih kanker ini lebih sering muncul pada wanita di atas 40 tahun.

Segalanya dimulai ketika sang ibu, Fallarystia Sintom, merasakan ada yang aneh dengan perilaku putrinya. Ini jadi pengingat buat kita semua betapa pentingnya orang tua untuk selalu waspada terhadap tanda-tanda yang tidak biasa pada anak. Meskipun kanker ovarium pada anak itu jarang, dampaknya bisa sangat serius dan mengancam nyawa. Jadi, deteksi dini itu penting banget!

Read More

Awal Mula Diagnosa

Awalnya, Fallarystia mulai khawatir saat melihat perubahan perilaku putrinya pada bulan Agustus. Ia segera membawa anaknya ke rumah sakit di Sabah, tapi diagnosis pertama belum menunjukkan adanya kanker. Namun, saat kondisi sang bayi semakin memburuk, mereka pun mencari rumah sakit spesialis.

Nah, titik baliknya adalah saat si bayi dirawat di rumah sakit khusus wanita dan anak, di mana tim medis akhirnya menemukan tumor besar di ovarium sang bayi. Diagnosis kanker ovarium stadium 3 pun dikonfirmasi setelah operasi awal Oktober. Berita ini bikin banyak orang terkejut karena biasanya kanker ovarium itu menyerang wanita dewasa.

BACA JUGA  Rahasia Antioksidan: Jaga Tubuh Sehat dan Awet Muda!

Gejala yang Dialami

Gejala awal yang dialami bayi ini sebenarnya tidak terlalu spesifik dan bisa gampang terlewat. Ibu bayi tersebut, Fallarystia, menjelaskan bahwa putrinya mengalami banyak perubahan perilaku. Misalnya, si kecil jadi lebih sering tidak nyaman dan hanya bisa menangis saat merasa sakit.

Salah satu gejala yang mencolok adalah masalah pencernaan, seperti sembelit dan perut kembung. Walaupun masalah pencernaan umum terjadi pada bayi, frekuensi dan intensitasnya yang tidak biasa bikin itu jadi mencurigakan. Penurunan aktivitas juga terlihat, di mana si bayi lebih suka digendong, berbeda banget dari keaktifannya sebelumnya.

Penurunan jumlah darah yang drastis akhirnya membawa mereka ke diagnosis lebih lanjut. “Saat saya diberitahu, saya sangat sedih karena anak saya masih kecil, dan indung telur kanannya sudah diangkat,” ungkap Fallarystia.

Gejala yang Perlu Diperhatikan:

  • Ketidaknyamanan dan tangisan yang sering
  • Sembelit dan perut kembung
  • Penurunan aktivitas yang drastis
  • Hanya ingin digendong
  • Penurunan jumlah darah yang signifikan
BACA JUGA  Mengapa Wanita Butuh Lebih Banyak Tidur? Ini Penjelasannya!

Penyebab Kanker Ovarium pada Anak

Ada beberapa kemungkinan penyebab kanker ovarium pada anak:

  1. Faktor Genetik
    Mutasi gen tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2, bisa meningkatkan risiko kanker ovarium, meskipun ini jarang terjadi pada usia muda.
  2. Kelainan Perkembangan
    Beberapa kelainan ovarium yang terjadi selama masa janin juga bisa jadi faktor risiko. Tumor sel germinal, yang berasal dari sel telur yang belum matang, adalah jenis tumor ovarium yang paling umum pada anak perempuan.
  3. Gangguan Hormon
    Ketidakseimbangan hormon saat pertumbuhan anak bisa berkontribusi pada kanker ovarium, meskipun jarang terjadi.
  4. Paparan Lingkungan
    Terpapar zat karsinogen tertentu saat kehamilan atau awal kehidupan bisa mempengaruhi perkembangan kanker ovarium.
  5. Sindrom Genetik Tertentu
    Beberapa sindrom genetik, seperti sindrom Peutz-Jeghers dan DICER1, juga dapat meningkatkan risiko tumor ovarium. Anak-anak dengan sindrom ini harus diawasi ketat untuk deteksi dini kanker ovarium.

Kisah ini jadi pengingat buat kita semua untuk lebih peka terhadap gejala yang tidak biasa dan selalu memeriksakan kesehatan anak ke dokter jika ada yang mencurigakan. Semoga informasi ini bermanfaat!

Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *