Jakarta, 4 November 2025 — Suasana ruang utama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenHAM) RI di Jakarta Pusat mendadak hening, ketika Letnan Kolonel Infanteri G. Borlak, Komandan Detasemen Pengawal Khusus (Denwalsus) Menteri Pertahanan RI, menyampaikan pesan tajam dan penuh makna tentang disiplin, dedikasi, dan loyalitas dalam menjaga pejabat negara.
Dalam seminar bertajuk “Transformasi Digital Peran Kehumasan dan Keprotokolan KemenHAM RI”, Letkol Borlak tampil sebagai salah satu pembicara utama yang menyedot perhatian peserta dari berbagai unit kerja KemenHAM. Dengan gaya tegas khas militer, ia menekankan pentingnya profesionalisme dan totalitas dalam menjalankan tugas pengamanan pejabat tinggi negara, khususnya pejabat setingkat menteri.
“Menteri HAM itu termasuk kategori VIP. Maka, protokoler harus berfungsi secara maksimal — bukan hanya sebagai penyambut tamu, tapi sebagai garda pertama dalam menjaga keselamatan dan wibawa pejabat negara, terutama saat kunjungan di daerah atau lapangan,” tegas Letkol Borlak di hadapan ratusan peserta seminar.
Tak berhenti di situ, kalimat selanjutnya dari perwira menengah TNI ini sontak membuat peserta terdiam dan terpaku.
“Pertaruhkan karir dan bahkan nyawa Anda untuk menjaga Menteri,” ujarnya dengan nada lantang, menegaskan dedikasi total yang menjadi nilai utama seorang pengawal VIP.
Pernyataan itu bukan sekadar retorika. Letkol Borlak, yang dikenal disiplin dan loyal, telah memimpin berbagai operasi pengamanan tingkat tinggi di berbagai wilayah Indonesia. Reputasinya dalam menjaga keamanan pejabat negara, terutama Menteri Pertahanan, membuatnya dijuluki sebagai “Perisai Hidup Pejabat Negara.”
Dalam paparannya, Borlak juga menyoroti pentingnya transformasi digital dalam sistem kehumasan dan keprotokolan di era 5.0. Ia menilai bahwa kecepatan informasi harus diimbangi dengan sistem keamanan yang adaptif dan tangguh.
“Sekarang semua serba digital, termasuk ancaman. Maka protokoler dan humas harus berkolaborasi. Jangan hanya mengandalkan seragam dan prosedur manual, tapi pahami juga cyber awareness, karena serangan bisa datang dari mana saja,” ujarnya.
Seminar tersebut menjadi ruang kolaborasi antara dunia militer dan sipil, di mana nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, serta pengabdian diperkenalkan dalam konteks birokrasi modern. Kehadiran Letkol Borlak membawa perspektif baru bahwa tugas keprotokolan bukan hanya tentang seremonial, melainkan tentang tanggung jawab besar menjaga keselamatan dan kehormatan institusi negara.
Banyak peserta mengaku terinspirasi oleh gaya bicara dan ketegasan sang Komandan. “Beliau memberi perspektif baru tentang arti loyalitas dan keberanian. Kami yang di bidang humas jadi paham betapa besar tanggung jawab pengamanan pejabat,” ujar salah satu pejabat eselon III KemenHAM yang hadir dalam acara tersebut.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang penuh antusiasme. Banyak peserta meminta Borlak untuk kembali diundang pada forum-forum pelatihan berikutnya, terutama yang membahas sinergi antara protokoler dan pengamanan pejabat negara.
Dengan pesan moral yang menggugah, Letkol Inf. G. Borlak menegaskan bahwa menjaga pejabat bukan hanya sekadar tugas teknis, tetapi juga panggilan moral dan bentuk tertinggi dari pengabdian kepada negara.
“Kalau Anda berdiri di samping pejabat, berdirilah dengan nyawa dan kehormatan. Karena itulah arti sejati dari pengawalan,” pungkasnya penuh wibawa.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami









