Camat Adonara Timur: Tak Semua Pengungsi di Posko MAN 1 Mengalami Dampak Langsung Banjir Bandang

Camat Adonara Timur Damianaus Lamawuran, SH (Foto:Istimewa/laman fb Dami Wuran)

Camat Adonara Timur, Damianus Lamawuran, SH menyesalkan aksi warga yang hendak menduduki kantor Camat Adonara Timur. Aksi warga pengungsi dibawah koordinasi Ketua Tim Relawan Posko MAN 1 Flores Timur Pion Ratuloli tersebut telah mengundang beragam opini. “Bahkan tuduhan oleh netizen dan pengungsi terhadap upaya pemerintah dalam penanganan pengungsi,”ujar Damianus Lamawuran.

Menurut Damianus, dalam video yang dibagikan di laman facebook Dami Wuran terkait tuntutan yang disampaikan oleh pengungsi telah didengar langsung oleh Wakil Bupati Flores Timur, Dandim 1624 Flores Timur dan Kapolres Flores Timur yang datang dan menemui relawan serta warga pengungsi. “Dan, (pemerintah) sudah memastikan dalam  sepekan ini akan disiapkan rumah hunian sementara bagi para pengungsi untuk ditempati sambil menunggu terbangunnya relokasi permanen yang saat ini sedang diupayakan oleh pemerintah,” ujar Damianus Lagi.

Read More

Damianus juga menyesalkan tuduhan bahwa tim terpadu Pemerintah Kecamatan Adonara Timur tidak cukup serius mengurus pengungsi. Terhadap hal ini, ia menjelaskan sejak terbentuk tim terpadu sangat serius menangani persoalan kemanusiaan ini. “Tim terpadu bergerak menyambangi para korban. Tak hanya di Posko MAN 1 Flores Timur saja. Ada beberapa posko lain yang juga terbentuk yang kami kunjungi, seperti di SD Inpres Waiwerang, Kantor Desa Lamahala Jaya, Ponpes Waiwerang, Mushala Riangmuko, SMA Suryamandala. Selain itu juga kami sambangi posko-posko mandiri yang dibuat oleh warga baik yang dikoordinasikan dengan pemerintah maupun yang terbangun berdasarkan hubungan kekerabatan,” tegas Camat Adonara Timur itu.

Ia kemudian menambahkan, dalam kunjungan tersebut pihaknya tidak hanya melakukan silahturahmi biasa namun juga sekaligus dengan pendistribusian logistik bagi para pengungsi. Dalam kunjungan-kunjungan tersebut pihaknya juga merekam kesulitan dan kebutuhan para pengungsi. Ia mencontohkan untuk Posko MAN 1 Flores Timur, dalam kunjungan tim terpadu bersama Sekretaris DPRD Flores Timur, Petrus Pemang Liku, yang ditunjuk sebagai koordinator oleh Bupati Flores Timur, terdata kesulitan pengungsi yakni ketersediaan WC umum. “Dan, dalam waktu tiga hari tim bekerja menyiapkan WC umum. Pada hari yang keempat fasilitas WC umum sudah dapat dipakai oleh pengungsi,” papar Damianus lagi.

BACA JUGA  Rahasia Cairnya Bansos Akhir Bulan Ini! Apakah Kamu Salah Satunya?

Ia juga menyesalkan tudingan soal kurangnya perhatian Bupati Flores Timur. Menurutnya, dalam kunjungan dua hari berturut-turut di Adonara, Bupati Flores Timur melakukan silahturahmi dan berbuka puasa dengan para pengungsi. “Untuk silaturahmi di Posko MAN 1 Flores Timur, saat itu saudara Pion Ratuloli tidak berada di tempat. Saat itu terbangun silaturahmi yang sangat baik. Hingga saat ini pun Bupati selalu mengingatkan kami di tim terpadu untuk tetap memastikan kondisi para pengungsi hingga mereka meninggalkan posko MAN 1 Flores Timur maupun posko lainnya,” jelas Damianus Wuran.

Ia lebih lanjut memaparkan pemerintah sesungguhnya memberikan perhatian lebih kepada pengungsi di posko MAN 1 Adonara Timur, karena di posko yang lain warga terdampak secara berangsur meninggalkan posko dan kembali ke rumah atau rumah keluarga. Meskiun menurut data yang diperoleh timnya di lapangan, diketahui tak semua pengungsi di posko MAN 1 Adonara Timur adalah warga yang terdampak langsung bencana banjir bandang. “Ada warga yang mempertanyakan karena sesungguhnya tidak semua pengungsi di posko MAN 1 adalah warga yang terdampak langsung bencana,”urai Damianus.

BACA JUGA  Wow, Pemerintah Bagikan BLT Rp400.000 untuk 18,8 Juta KPM, Bagaimana Cara Mendapatkannya?

Di akhir penjelasannya Damianus Wuran, sekali lagi menyampaikan penyesalannya pada upaya pendudukan Kantor Camat Adonara Timur oleh relawan dan warga pengungsi. Menurutnya hal tersebut tak perlu terjadi jika ada komunikasi yang baik antara relawan dan pemerintah. “Tidak pernah ada koordinasi. Tapi di sana-sini menuntut bahwa pemerintah tidak ada perhatian. Anda-anda di tim relawan sudah begitu jauh memosisikan diri sebagai pahlawan dan kami pemerintah selalu salah,”sesal Damianus Wuran. (SuarNews/001)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *