Jakarta, suarnews.com – Indonesia memiliki satu bangunan masjid yang menjadi kebanggaan banyak orang yakni Masjid Istiqlal. Kemegahan masjid yang terletak di Jl. Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta ini memang sudah tersohor di seantero Tanah Air.
Selain digunakan untuk beribadah bagi umat Islam, Masjid Istiqlal juga difungsikan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia dan berbagai aktivitas lainnya.
Masjid yang memiliki luas area sekitar 95.000 m2 ini mampu menampung hingga 120 ribu jamaah dalam waktu yang sama. Dibalik megah dan tersohornya Masjid Istiqlal tentu tak lepas dari sejarah pembangunannya yang panjang.
Berikut lima fakta menarik mengenai Masjid Istiqlal dari berbagai sumber.
Baca artikel menarik lainnya: Diduga Kebakaran Masjid Islamic Center Berasal dari Kubah yang Direnovasi
- Sejarah berdirinya Masjid Istiqlal
Dilansir dari laman istiqlal.or.id bahwa pembangunan Masjid Istiqlal adalah usul dari KH. Wahid Hasyim yang saat itu menjabat Menteri Agama RI pertama serta dan beberapa ulama mengusulkan untuk mendirikan masjid yang diharapkan bisa menjadi sebuah tempat ibadah umat Islam sekaligus simbol bagi Indonesia.
Kemudian pada tahun 1953 KH. Wahid Hasyim bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, dan Ir. Sofwan serta dibantu sekitar 200 tokoh Islam pimpinan KH. Taufiqurrohman mengusulkan untuk mendirikan sebuah yayasan.
Hingga pada 7 Desember 1954 didirikan yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh H. Tjokroaminoto untuk mewujudkan ide pembangunan masjid nasional itu. Rencana pembangunan Masjid Istiqlal pun mendapat sambutan baik dari Presiden Sukarno yang kemudian diangkat sebagai kepala bagian teknik pembangunan Masjid Istiqlal.
- Perdebatan Sukarno dan Hatta
Sebelum pembangunan Masjid Istiqlal dilaksanakan, Presiden dan Wakil Presiden Sukarno dan Hatta sempat beredebat. Sukarno saat itu mengusulkan untuk membangun masjid di atas belas benteng Belanda Frederick Hendrik dengan Taman Wilhelmina yang berada di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan Katedral, dan Jalan Veteran.
Sementara itu Bung Hatta mengusulkan jika pembangunan sebaiknya dilakukan di tengah-tengah yakni di Jalan Thamrin yang pada saat itu dikelilingi perkampungan. Bung Hatta juga menilai jika pembongkaran benteng Belanda itu akan memakan dana yang banyak. Hingga akhirnya ditentukan lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di bekas benteng Belanda yang berseberangan dengan Gereja Katedral. Hal itu juga bertujuan untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama.
- Pembangunan memakan waktu hingga 17 tahun
Masjid Istiqlal mengalami pasang surut dalam pembangunannya dan berjalan hingga selama 17 tahun lamanya. Pembangunan dimulai pada 24 Agustus 1961 dan pemancangan tiang pertama itu dilakukan oleh Presiden Sukarno bertepatan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Pemancangan tersebut disaksikan oleh ribuan umat Islam.
Proyek masjid ini sempat mengalami pasang surut sejak direncanakan pada tahun 1950 hingga 1965. Tersendatnya proyek tersebut karena disebabkan oleh situasi politik yang kurang kondusif. Di masa itu, berlaku demokrasi parlementer, partai-partai politik saling bertikai dan memperjuangkan kepentingannya masing-masing.
Kondisi tersebut diperparah dengan meletusnya peristiwa G30 S yang membuat pembangunan masjid terhenti sama sekali. Setelah situasi mereda, pada tahun 1966 Menteri Agam KH. Muhammad Dahlan memelopori kembali pembangunan Masjid Istiqlal yang sempat tersendat itu. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai Panitia Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.
Selama tujuh belas tahun akhirnya Masjid Istiqlal selesai dibangun dan menghabiskan dana hingga 12 juta US$ atau sekitar Rp 7 miliar pada saat itu. Dibangun mulai tahun 1961 dan diresmikan pada 22 Februari 1978 oleh Presiden Suharto.
- Jadi masjid terbesar di Asia Tenggara
Masjid Istiqlal rupanya tidak hanya menjadi masjid terbesar di Indonesia melainkan di Asia Tenggara. Tidak hanya itu, Masjid Istiqlal juga masuk dalam jajaran masjid paling besar di dunia menempati urutan ke-4 sebelum Masjid Al-Haram di Makkah. Memiliki struktur 5 tingkat dengan aula utama untuk sholat berada di tengah-tengah. Terdapat kubah besar yang ditopang 12 pilar.
Daya tampungnya yang besar dengan 5 lantai yang mengelilingi aula yang bisa menampung hingga 60.000 lebih jemaah. Selain itu lorong yang yang terbuka lebar serta halaman luas, tak heran jika Masjid Istiqlal dinobatkan sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara.
- Arsitek Masjid Istiqlal seorang Kristen Protestan
Membicarakan Masjid Istiqlal rasanya tak lengkap jika tak membahas arsitek yang merancang bangunannya. Ia adalah Friedrich Silaban, seorang beragama Kristen Protestan yang dipercaya Presiden Sukarno untuk merancang Masjid Istiqlal. Friedrich berasal dari Tapanuli Utara dan merupakan anak dari seorang petani. Ia adalah lulusan dari Koningin Wilhelmina School, Jakarta, tahun 1931 dan melanjutkan studinya di Belanda pada tahun 1949-1950.
Friedrich adalah sosok yang dekat dengan Presiden Sukarno. Meski dekat dengan Sukarno, Friedrich harus memenangkan sayembara terlebih dahulu agar ditunjuk sebagai arsitek Masjid Istiqlal. Meski beragama Kristen namun Friedrich ternyata memperhatikan nilai-nilai Islam dalam rancangannya.
Itu dia beberapa fakta menarik mengenai Masjid Istiqlal.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami









