Baru-baru ini, tiga warga Suku Togutil atau Tobelo Dalam yang dikenal sebagai penghuni asli hutan Halmahera, Maluku Utara, mendadak muncul di area tambang Kaorahe. Momen langka ini terekam dalam sebuah video yang langsung viral di media sosial. Dalam video tersebut, seorang pria dan dua perempuan dari Suku Togutil tampak berjalan perlahan menuju area tambang, disambut ramah oleh para pekerja dengan sapaan “Hobata” yang berarti kawan.
Ketiganya kemudian diajak masuk ke salah satu bangunan tambang dan dijamu makan. Meski terlihat sederhana, kejadian ini menyita perhatian karena jarang sekali anggota Suku Togutil meninggalkan hutan mereka, apalagi mendatangi area tambang. Lalu, apa sebenarnya yang terjadi?
Menurut Munadi Kilkoda, seorang aktivis masyarakat adat di Maluku Utara, kemunculan ini adalah pertanda adanya masalah besar. Munadi menduga habitat mereka di hutan telah terganggu oleh aktivitas tambang yang semakin masif di wilayah Kaorahe, Akejira, dan Sakaulen. “Ini bukan sekadar kejadian unik, tapi cerminan penggusuran habitat mereka,” ungkapnya.
Munadi menilai perusahaan tambang telah merusak ruang hidup masyarakat adat yang selama ini bergantung pada hutan untuk bertahan hidup. Bahkan, ia mengkritik pemerintah yang dianggap membiarkan masalah ini tanpa ada upaya perlindungan.
Cerita ini menjadi pengingat penting bahwa keberadaan hutan tak hanya soal pohon dan satwa, tapi juga rumah bagi masyarakat adat seperti Suku Togutil. Jika kerusakan hutan terus berlanjut, dampaknya akan dirasakan oleh semua pihak, bukan hanya mereka. Yuk, mulai peduli dengan kelestarian alam dan hak masyarakat adat!
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
