Bro, lo pernah denger soal Masa Prapaskah? Kalau lo anak Katolik atau setidaknya punya temen yang Katolik, pasti pernah denger istilah ini. Masa Prapaskah tuh kayak momen spesial buat umat Katolik sebelum merayakan Paskah. Ini bukan cuma sekadar nunggu hari raya doang, tapi juga waktu buat lebih mendekatkan diri ke Tuhan lewat doa, pertobatan, amal, hidup sederhana, dan tentunya puasa plus berpantang.
Nah, Masa Prapaskah ini dimulai dengan yang namanya Rabu Abu. Hari ini jadi tanda start buat perjalanan rohani selama 40 hari sebelum akhirnya sampai di Paskah. Kalo lo penasaran sama aturan puasa Katolik dan makna di baliknya, langsung aja kita bahas tuntas di sini!
Apa Itu Masa Prapaskah?
Masa Prapaskah ini sebenarnya udah ada sejak lama, bro. Selama 40 hari, umat Katolik diajak buat menjalani hidup lebih sederhana, penuh kesadaran, dan lebih mendekatkan diri ke Tuhan. Ini juga jadi waktu buat merenung, bertobat, dan bersiap menyambut Paskah dengan hati yang bersih.
Istilah “Prapaskah” sendiri diambil dari kata Yunani dan Latin “Sarakosti” yang berarti 40 hari. Makanya, perayaan ini berlangsung selama 40 hari sebelum akhirnya tiba di Paskah. Selama periode ini, umat Katolik bakal menjalankan berbagai bentuk ibadah dan pantangan, salah satunya adalah puasa dan berpantang.
Rabu Abu: Awal Perjalanan Prapaskah
Hari pertama Masa Prapaskah disebut Rabu Abu. Ini tuh kayak simbol start buat perjalanan rohani umat Katolik. Di hari ini, umat bakal menerima tanda abu yang ditaburin di dahi mereka dalam bentuk salib. Lo tau nggak? Ini bukan sekadar simbol doang, tapi juga pengingat bahwa hidup manusia itu sementara, dan kita semua harus selalu siap buat kembali ke Tuhan.
Di Rabu Abu ini juga, umat diajak buat mulai refleksi diri, merenungi kesalahan, dan makin giat dalam doa serta amal. Jadi, bukan cuma perkara dapet abu di dahi doang, tapi lebih ke momen buat mulai perubahan hidup ke arah yang lebih baik.
Puasa dan Pantangan di Masa Prapaskah
Oke, sekarang masuk ke topik yang banyak ditanyain: aturan puasanya gimana sih?
Dilansir dari United States Conference of Catholic Bishops, puasa di Masa Prapaskah ini wajib buat umat Katolik yang udah berusia 18 sampai 59 tahun. Aturan puasanya cukup simpel tapi bermakna dalam, yaitu:
- Wajib puasa di Rabu Abu dan Jumat Agung
- Puasa berarti cuma boleh makan sekali dalam sehari
- Berpantang makan daging di hari Jumat selama Prapaskah
Jadi, di hari Jumat selama Masa Prapaskah, umat Katolik nggak boleh makan daging merah kayak sapi, ayam, atau babi. Sebagai gantinya, biasanya mereka makan ikan. Makanya, nggak heran kalau di beberapa gereja atau komunitas Katolik sering ada acara “Friday Fish Fry” alias makan ikan bareng di hari Jumat.
Puasa ini nggak cuma sekadar nahan lapar, bro. Lebih dari itu, ini jadi bentuk latihan pengendalian diri dan cara buat makin fokus ke hal-hal rohani. Menurut St. Thomas Aquinas, makanan yang bergizi kayak daging bisa bikin orang makin terikat sama kesenangan duniawi. Jadi, dengan berpuasa dan berpantang, umat Katolik diajak buat lebih fokus ke pertumbuhan spiritual mereka.
Jumat Agung dan Puasa Paskah
Selain Rabu Abu, ada satu hari lagi yang penting banget di Masa Prapaskah, yaitu Jumat Agung. Di hari ini, umat Katolik mengenang sengsara dan kematian Yesus di kayu salib. Makanya, puasa dan pantangan di hari ini bener-bener ditekankan.
Nggak cuma itu, ada juga yang memilih buat lanjut puasa sampai Malam Paskah alias Sabtu Suci. Ini disebut “Puasa Paskah,” sebagai bentuk penghormatan dan persiapan buat merayakan kebangkitan Yesus di hari Minggu Paskah. Bisa dibilang, ini kayak level hardcore-nya dari puasa Prapaskah.
Kenapa Harus Puasa dan Berpantang?
Mungkin lo mikir, “Kenapa sih harus repot-repot puasa dan berpantang? Apa gunanya?” Nah, sebenarnya ini bukan cuma soal nggak makan daging atau nahan lapar, tapi lebih dari itu.
Puasa dan pantangan di Masa Prapaskah itu punya makna spiritual yang dalam, bro. Ini ngajarin kita buat lebih bisa mengendalikan diri, nggak selalu nurutin hawa nafsu, dan lebih peka sama orang-orang di sekitar kita yang mungkin hidupnya nggak seberuntung kita.
Bayangin deh, lo sehari-hari bisa makan enak, tapi ada orang lain yang buat makan aja susah. Dengan ikut puasa dan berpantang, lo diajak buat lebih bersyukur atas apa yang lo punya dan sekaligus ikut merasakan apa yang dialami mereka yang kurang beruntung. Selain itu, puasa ini juga jadi bentuk pertobatan dan latihan buat lebih dekat sama Tuhan.
Jadi, intinya Masa Prapaskah itu bukan sekadar rutinitas tahunan buat umat Katolik. Ini adalah waktu buat refleksi diri, mendekatkan diri ke Tuhan, berbuat baik ke sesama, dan tentunya melatih pengendalian diri lewat puasa dan pantangan.
Gak perlu mikir berat soal aturannya. Selama lo paham maknanya, lo bakal ngerasa kalau puasa dan pantangan ini punya manfaat yang luar biasa buat kehidupan lo, baik secara rohani maupun sosial. So, buat yang menjalankan, semoga ibadah lo lancar ya, bro!
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
