Hari Kartini: Bukan Sekadar Perayaan! Setiap tanggal 21 April, kita merayakan Hari Kartini untuk menghormati perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan, terutama soal pendidikan dan kesetaraan gender.
Tapi, pasti banyak yang penasaran kan, apa sih arti gelar RA di depan nama Kartini? Dan, apa bedanya sama gelar Raden Ayu atau Raden yang sering kita dengar?
Makna Gelar RA di Nama Kartini
Gelar RA yang disandang Kartini itu singkatan dari “Raden Ajeng,” sebuah gelar bangsawan yang diberikan untuk perempuan dari kalangan priyayi (bangsawan) yang belum menikah. Gelar ini menunjukkan status sosial tinggi, terutama untuk putri-putri bupati atau pejabat tinggi lainnya.
Kartini, yang lahir di Jepara pada 21 April 1879, adalah anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosrodiningrat, Bupati Jepara. Karena statusnya sebagai anak bupati dan belum menikah, dia berhak menyandang gelar Raden Ajeng yang membuatnya jadi simbol perempuan berpendidikan dan berani.
Kartini: Lebih dari Sekadar Gelar
Tapi, gelar ini juga bukan cuma soal status sosial lho! Gelar Raden Ajeng juga mengandung tanggung jawab besar, yaitu menjaga martabat keluarga bangsawan. Kartini meskipun dengan gelar itu, tetap memperjuangkan kesetaraan untuk perempuan dan gak takut menentang norma sosial yang membatasi peran perempuan pada masa itu.
Perbedaan Gelar Raden Ajeng, Raden Ayu, dan Raden
Gelar Raden Ayu kadang bikin bingung, nih. Sebenarnya, gelar Raden Ayu itu diberikan kepada perempuan bangsawan yang sudah menikah dengan pria berpangkat tinggi, seperti bupati. Jadi, kalau Kartini menikah dengan seorang bupati, gelar Raden Ayu bakal disandangnya.
Sedangkan Raden itu gelar untuk laki-laki bangsawan, baik yang sudah menikah maupun belum. Jadi, perbedaan utama antara Raden Ajeng dan Raden Ayu terletak pada status pernikahan dan jenis kelamin.
Kartini akhirnya menikah pada tahun 1903 dengan Raden Adipati Joyodiningrat, Bupati Rembang. Walaupun ia seharusnya mendapatkan gelar Raden Ayu, namun R.A. Kartini tetap melekat di hati banyak orang berkat perjuangannya dalam emansipasi perempuan.
Kenapa 21 April Jadi Hari Kartini?
Hari Kartini diperingati setiap 21 April untuk menghormati hari kelahiran Raden Ajeng Kartini. Peringatan ini pertama kali ditetapkan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 1964.
Tanggal ini bukan hanya untuk perayaan, tetapi juga sebagai simbol perjuangan Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan pendidikan untuk perempuan. Hari Kartini selalu dirayakan dengan berbagai kegiatan seperti seminar, lomba menulis, dan pameran yang menonjolkan tema pemberdayaan perempuan.
Selain itu, ini juga jadi momen kita untuk merenung sejauh mana gagasan Kartini telah terwujud di kehidupan modern kita, dan apa saja tantangan yang masih harus dihadapi perempuan Indonesia.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
