Kekerasan di pesantren makin sering. Kasus dugaan kekerasan di Pondok Pesantren Ora Aji bikin geger publik. Total ada 13 orang jadi tersangka, tapi anehnya… belum ada satu pun yang ditahan.
Kenapa? Yayasan minta penangguhan.
Tersangka terdiri dari 9 orang dewasa dan 4 anak di bawah umur. Tapi semua masih bebas jalan-jalan karena yayasan pesantren ajukan penangguhan penahanan.
Keluarga korban udah gerah banget.
Mereka cuma pengen satu: keadilan ditegakkan dan pelaku diproses hukum. Soalnya, bukannya aman dan mendidik, lingkungan pesantren malah jadi tempat kekerasan?
Pesantren harusnya jadi tempat aman.
Sebagai lembaga agama, pesantren tuh punya peran besar dalam membentuk karakter anak. Tapi kalau yang dibentuk malah trauma, itu sih bahaya banget.
Kronologi Kasusnya Gimana?
Info dari @nyinyir_update_official bilang, semua tersangka udah ditetapkan, tapi… ya itu, belum ditahan.
Kenapa bisa gitu? Yayasan bilang ada “pelajaran moral” ke santri karena kasus kehilangan barang, penjualan air galon ilegal, sampai vandalisme.
Tapi publik ngelihatnya beda. Kekerasan tetaplah kekerasan. Gak bisa dibungkus “moral” terus lolos gitu aja.
Yayasan Buka Suara, Tapi…
Ketua yayasan dan kuasa hukumnya bilang mereka minta maaf. Tapi mereka juga nyebut kalau kejadian ini “didramatisasi.”
Wait, what?
Soalnya mereka merasa santri yang dihukum udah ngaku bersalah atas pelanggaran sebelumnya. Jadi, ya “dibina” pakai kekerasan? Gak banget sih.
Penegakan Hukum = PR Besar
Fakta mirisnya: semua pelaku masih belum ditahan. Dan ini nunjukin bahwa penegakan hukum di kasus pesantren masih lemah banget.
Padahal korban jelas-jelas butuh perlindungan dan keadilan.
Di Mana Peran Pemerintah?
Menurut pengamat dari UINSA Surabaya, banyak kekerasan di pesantren itu terjadi karena kurangnya pengawasan dan izin resmi.
Bahkan banyak pesantren gak punya izin dari Kementerian Agama, alias jalan sendiri tanpa aturan resmi.
Kalau udah gini, siapa yang bisa awasi?
Gak ada izin = gak bisa diawasi = gak bisa ditindak saat kejadian kekerasan.
Wajib Ada Perubahan
Direktur P3M juga bilang, pesantren yang gak punya izin harus ditutup. Karena kalau ada kekerasan, gak ada yang bisa tanggung jawab.
Dan ini bukan kasus pertama. Banyak kejadian serupa sebelumnya yang gak ditangani serius. Padahal, pesantren tuh harusnya ngajarin nilai agama, bukan jadi tempat trauma santri.
Enough is enough!
Kasus kekerasan di Ponpes Ora Aji ini bukan cuma soal pelaku dan korban, tapi tentang sistem yang gagal. Pemerintah wajib turun tangan, dan masyarakat harus berani bersuara.
Anak-anak di pesantren butuh lingkungan aman, bukan “pelajaran” yang nyakitin.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami









