Halo, bro sis! Lo pernah denger nggak sih tentang kalender Jawa? Yup, itu lho, kalender yang nggak cuma buat ngecek tanggal, tapi juga punya filosofi mendalam. Nah, salah satu yang menarik nih, Sabtu Kliwon! Konon katanya, Sabtu Kliwon tanggal 14 Desember 2024 ini disebut punya karakter keras tapi sopan. Eits, tapi gimana ya pandangan Islam tentang hal ini? Yuk, kita bahas lebih santai tapi tetap informatif.
Budaya Jawa dan Makna Kalendernya
Di budaya Jawa, kalender itu bukan sekadar alat buat tahu kapan gajian atau tanggal merah, geng. Kalender Jawa ini punya sistem unik yang disebut “weton”. Jadi, setiap hari itu ada pasaran-nya: Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi. Misalnya nih, Sabtu Kliwon, sering dianggap punya sifat tertentu yang bisa jadi gambaran karakter atau suasana hari itu.
Buat yang belum tahu, Sabtu Kliwon tanggal 14 Desember 2024 ini katanya punya vibe keras tapi sopan. Maksudnya gimana tuh? Ya, bisa jadi kayak orang yang tegas tapi tetap punya adab. Filosofi ini sering dianggap sebagai petunjuk atau sekadar refleksi.
Tapi nih, bro sis, pertanyaan pentingnya adalah: Boleh nggak sih kita sebagai Muslim percaya sama hal kayak gini?
Islam dan Keyakinan terhadap Hari atau Weton
Nah, di sini Islam punya pendapat yang tegas, geng. Agama kita itu ngajarin buat selalu bersandar pada tauhid alias keesaan Allah. Percaya sama sesuatu yang nggak ada dasar syariatnya, kayak sifat hari tertentu yang ngatur hidup kita, itu bisa bahaya.
Allah SWT berfirman:
“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS. Al-Isra: 85)
Ayat ini ngingetin kita kalau pengetahuan manusia tuh terbatas banget. Nggak ada yang tahu pasti kecuali Allah. Jadi, kalau percaya sama hal gaib yang nggak ada buktinya, itu udah melenceng dari ajaran tauhid.
Rasulullah SAW juga bilang nih:
“Barang siapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Makanya, bro sis, kalau ada yang bilang Sabtu Kliwon bisa pengaruhin nasib, langsung deh cek ulang keyakinan lo.
Antara Budaya dan Keyakinan
Tapi tunggu dulu! Jangan buru-buru nge-judge budaya Jawa ya, geng. Islam itu nggak melarang kita buat menghormati budaya lokal selama nggak bertentangan sama prinsip tauhid. Jadi, kalau kita anggap sifat “keras tapi sopan” itu cuma filosofi atau cara buat introspeksi diri, ya sah-sah aja.
Misalnya nih, lo lagi ada rencana penting di Sabtu Kliwon, terus lo inget sifat “keras tapi sopan” itu, lo bisa jadikan itu motivasi buat jadi lebih tegas tapi tetap rendah hati. Selama nggak ada unsur syirik, aman kok, geng.
Allah SWT juga berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Isra: 36)
Ayat ini ngajarin kita buat nggak sembarangan percaya sama sesuatu yang nggak jelas asal-usulnya.
Cara Bijak Menghadapi Keyakinan seperti Ini
Jadi, gimana dong cara kita nge-handle kepercayaan kayak Sabtu Kliwon ini?
- Gunakan Akal Sehat: Kalau ada keyakinan yang terasa aneh atau nggak masuk akal, tanyain deh sama diri sendiri: “Ini beneran nggak sih?” Pakai logika, bro sis!
- Cari Tahu Dasarnya: Cek lagi, apakah ini cuma tradisi budaya atau udah masuk ke ranah syirik? Kalau tradisi, selama nggak bertentangan sama Islam, nggak masalah kok.
- Jangan Terjebak Takhayul: Ingat, nasib lo itu ditentukan sama usaha dan doa, bukan hari atau tanggal tertentu.
- Hormati Budaya: Kalau lo tinggal di lingkungan yang masih kuat tradisi Jawanya, jangan langsung nge-judge. Pelajari dulu dan ambil sisi positifnya.
Sabtu Kliwon dengan sifat “keras tapi sopan” itu sebenarnya cuma bagian dari budaya Jawa yang kaya akan filosofi. Selama kita nggak percaya kalau itu bisa ngatur nasib, Islam nggak melarang kok. Justru budaya bisa jadi pelengkap identitas kita asal nggak nyimpang dari ajaran agama.
So, bro sis, yuk kita bijak dalam menyikapi tradisi lokal. Hormati budaya tanpa harus mengorbankan akidah. Keep it real and stay true to your faith!
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami









