Pensiunnya Diduga Bermasalah, Ribka Nitti, S.Pd: Kami Tidak Akan Berhenti

Ribka Nitti bersama suami didampingi pengacara Theodorus M. Wungubelen, SH dan Ketua KRBF Erna Romakia saat bertemu perwakilan PT. Taspen
Rate this post

Peristiwa yang dialami ibu guru Ribka Nitti, S.Pd, guru yang aktif mengajar pada Sekolah Dasar Inpres (SDI) Balela – Larantuka mendadak viral dan mengundang simpati banyak pihak, diantaranya adalah Direktur Utama PT Taspen (Persero), Antonius Kosasih.

Wujud dari simpati dan keprihatinannya itu, dari kantong pribadinya Antonius Kosasih bersama jajaran Direksi PT. Taspen menyumbang uang tunai sebesar Rp50 juta. Bagaimana tanggapan ibu guru Ribka terhadap berbagai simpati yang diarahkan ke kepadanya?

Read More

Menurut guru SD Inpres Balela itu, apa yang telah dan sedang diperjuangkan bersama baik oleh KRBF untuk menemukan jalan penyelesaian yang adil atas permasalahan yang dialaminya itu, adalah sebuah perjuangan besar untuk mendapatkan kembali hak-haknya sebagai seorang guru. “Saya bisa menjadi guru dan mengajar di depan kelas itu adalah sebuah perjuangan yang panjang,”ujarnya.

Guru Ribka kemudian mengisahkan ia mulai mengajar dengan menjadi guru honor komite, lalu menjadi guru honor pusat sebagai guru bantu, semuanya sudah dijalaninya. Untuk bisa layak menjadi guru, ia terus membekali dirinya dengan kuliah lagi meski usianya tak muda lagi. “Saya lulus S-1 pada tahun 2018. Itu semua melalui sebuah perjuangan yang panjang dan melelahkan. Karena itu saya tidak terima, kalau dikatakan bahwa saya ini bukan guru. Jadi kami tidak akan berhenti berjuang untuk mendapatkan hak-hak kami,” ujarnya.

Ribka bersama suaminya Yohanes Raga Kelen, telah bersepakat bersama pengacara Theodorus Wungubelen, SH untuk memperjuangkan haknya dengan cara non litigasi. Meski demikian, guru kelahiran Kupang 4 Februari 1962 itu tidak menutup kemungkinan untuk mengambil langkah hukum ketika tahapan non litigasi tidak membuahkan hasil.

Kepada SuarNews.com ibu Ribka mengatakan bahwa dia dan keluarga semakin merasa kuat ketika ternyata ada banyak pihak berada bersama mereka. “Awalnya kami pasrah. Surat pengaduan yang kami sampaikan kepada pemerintah pun tidak pernah ada tanggapan yang memuaskan. Mereka di Dinas PPO masih menunggu disposisi Pak Bupati,”ujarnya bercerita.

Dengan kondisi tersebut ia tidak tahu kapan urusannya bisa selesai. “Sementara potongan gaji pensiun tidak pernah berhenti karena belum ada kejelasan,” katanya lagi. Ia sempat berharap banyak ketika PGRI sebagai organisasi profesi yang mewadahi para guru, ia mengatakan PGRI sempat memberikan pendampingan. “Surat pengaduan yang kami buat pun dikoreksi juga oleh Ketua PGRI Flores Timur Pak Maksimus Masan Kian,” kata Ibu Guru Ribka.

Ia kemudian menjelaskan, Ketua PGRI Flores Timur kemudian memfasilitasi pertemuan dengan Komisi C DPRD Flores Timur. “Selain itu kami juga dipertemukan dengan wartawan Pos Kupang, adik Amar Kabelen,” ujarnya.

Meski demikian ia dan keluarga tetap resah, karena masalah ini seolah menggantung. Dalam keresahan tersebut, datanglah usulan dari salah seorang sahabatnya untuk menghubungi Ormas KRBF. “Akhirnya kami bertemu Ketua KRBF Ibu Erna Romakia,” kata Ibu Ribka Nitti kepada SuarNews.com.

Ribka Nitti didampingi Pengacara Theodorus Marthen Wungubelen, SH dan Ketua KRBF Erna Romakia, bertemu Kepala BKPSDMD Flotim Rufus Koda Teluma

Ketua KRBF Erna Romakia, lanjut Ribka Nitt, mempertemukan dirinya dengan pengacara Theodorus Wungubelen, SH. “Kami mendapat pendampingan hukum secara prodeo dari Kantor Pengacara Theodorus Marthen Wungubelen, SH,” tutur ibu guru Ribka.

Setelah memberikan surat kuasa kepada Theodorus Marthen Wungubelen, SH, menurut Ribka dan suaminya, sang pengacara mendampingi mereka berdua saat pertemuan dengan Perwakilan PT. Taspen Ende pada Minggu (23/05). “Setelah itu pada hari Senen (24/05) Pak Rut dan Ibu Erna dari KRBF mendampingi kami ke Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga, lalu ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Flores Timur,” katanya lagi.

Sementara itu, Yohanes Raga Kelen, suami Ribka Nitti menambahkan, langkah cepat yang dilakukan KRBF itu dibarengi dengan pemberitaan media, membuat tidak ada lagi yang tertutup. “Semuanya menjadi dibuka,” pungkas kepada SuarNews.com di kediamannya, Selasa (25/5) siang disela-sela kunjungan beberapa rekan guru ibu Ribka. (SuarNews/002)

Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami

Related posts