Sejak Menteri Sosial Tri Rismaharini memimpin, penambahan jenis bantuan sosial (bansos) makin gencar. Kementerian Sosial (Kemensos) terus memberikan bantuan buat masyarakat yang kurang mampu atau pra sejahtera, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Bansos dari Kemensos ini nggak main-main, karena mencakup semua kalangan. Mulai dari ibu hamil, balita, anak sekolah dari SD sampai SMA, penyandang disabilitas, lansia, bahkan keluarga yang ditinggal anggota keluarganya pun masih bisa dapat bantuan.
Intinya, semua komponen keluarga bisa menerima bansos asal sesuai dengan syarat yang udah ditentukan. Bantuan yang diberikan juga macam-macam, ada yang berupa barang seperti uang tunai, sembako, makanan siap saji, dan ada juga yang berupa jasa seperti layanan kesehatan gratis.
Salah satu program baru yang diluncurkan dalam dua tahun terakhir adalah bansos permakanan. Umumnya, bansos permakanan ini banyak diberikan buat lansia. Lansia bisa aja dapat bantuan PKH atau BPNT, atau bahkan dua-duanya. Tapi, bansos permakanan beda lagi, karena khusus buat lansia tunggal yang usianya di atas 70 tahun dan udah nggak produktif atau kesulitan beraktivitas sehari-hari.
Tapi, bukan cuma lansia tunggal yang jadi target bansos permakanan ini. Ada satu kategori lagi yang sering kelewatan: penyandang disabilitas tunggal. Kenapa mereka juga dapat? Karena penyandang disabilitas tunggal seringkali kesulitan beraktivitas dan jadi beban tetangga yang harus bantu mereka tiap hari, terutama soal makanan.
Nah, dengan adanya bansos permakanan ini, pemerintah udah mengalokasikan anggaran khusus buat bantu penyandang disabilitas tunggal, biar beban masyarakat sekitar nggak makin berat. Ini semua adalah bagian dari visi Kemensos yang selalu hadir untuk masyarakat dengan prinsip HADIR (Humanis, Adaptif, Dedikatif, Inklusif, dan Responsif).