Kena lemparan botol dari demonstran, Habiburokhman: Risiko jadi wakil rakyat

Rate this post

Wakil Ketua Komisi III DPR dari Partai Gerindra, Habiburokhman, nggak terlalu baper soal kena lemparan botol dari para demonstran di depan Gedung DPR, Kamis (22/8/2024) siang. Menurut dia, ini adalah bagian dari risiko yang harus diterima sebagai anggota DPR yang mewakili rakyat. “Tadi kena lempar beberapa kali, ya risiko jadi wakil rakyat,” kata Habiburokhman sambil nyantai di halaman gedung DPR setelah ketemu pendemo.

Habiburokhman juga cerita kalau dulu dia juga pernah ikutan demo sebelum jadi anggota DPR. Bahkan, dia bilang pernah melempar botol juga, persis seperti yang dilakukan demonstran sekarang.

Read More

“Dulu kita yang demo di depan sini suka lempar-lempar juga, sekarang enggak apa-apa. Intinya, aspirasi masyarakat kami perjuangkan,” ujarnya. Saat ditanya tentang kelanjutan revisi UU Pilkada yang jadi tuntutan pendemo agar dibatalkan, dia tegas bilang kalau DPR belum bakal mengesahkan RUU Pilkada hari ini. “Belum ada pengesahan,” tegas Habiburokhman.

Sebelumnya, DPR sebenarnya mau mengesahkan revisi UU Pilkada pagi ini, tapi tertunda karena tidak ada kuorum. Intinya, revisi ini ngubah keputusan Mahkamah Konstitusi soal ambang batas pencalonan Pilkada dan syarat usia calon kepala daerah. Pertama, Baleg memodifikasi Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024, yang awalnya melonggarkan ambang batas untuk semua partai. Tapi, mereka cuma nge-loosen buat partai yang gak punya kursi DPRD, sedangkan partai dengan kursi DPRD tetap dengan threshold 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara sah pileg.

Baleg juga modifikasi Putusan MK Nomor 70/PUU-XXII/2024 soal usia calon kepala daerah. Mereka tetap ikut aturan Mahkamah Agung, yang menghitung usia saat pelantikan, bukan saat pencalonan. Revisi UU Pilkada ini punya dampak besar.

Pertama, putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, bisa maju sebagai calon gubernur/wakil gubernur karena memenuhi syarat usia di revisi UU Pilkada. Kedua, PDI-P bisa nggak dapat tiket untuk calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta karena kursi DPRD Jakarta mereka kurang. Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang ngusung Ridwan Kamil-Suswono di Jakarta bisa jadi nggak punya saingan. KIM Plus juga bakal bersaing ketat sama calon independen.

Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami

Related posts