Kadin lagi kena badai besar. Tiga anggota Kadin dari Banten terseret kasus pemalakan proyek pembangunan. Nilainya? Gokil banget — Rp5 triliun!
Gak lewat lelang, langsung minta.
Mereka dituding nagih jatah proyek tanpa ikut prosedur tender resmi. Gaya mafia? Bisa jadi. Tapi belum ada vonis, jadi tetap pegang prinsip praduga tak bersalah.
Anindya Bakrie langsung ambil sikap!
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, bilang tegas: pihaknya dukung penuh proses hukum yang berjalan, tapi tetap fair & objektif.
Langsung dinonaktifin, no debat.
“Ketiganya udah kami nonaktifkan dari Kadin sampai ada keputusan hukum tetap,” kata Anindya. Gak mau nunggu lama, langsung gercep.
Datengin kantor proyek, nagih janji.
Ternyata, mereka sempat ngelabrak kantor PT Chengda Engineering, kontraktor utama proyek PT Chandra Asri Alkali. Katanya sih cuma nagih “janji lama”.
Internal Kadin juga bersih-bersih.
Anindya pastikan Kadin Cilegon juga udah dibebastugaskan. Langkah ini bagian dari disipliner internal biar organisasi gak tercoreng.
Tersangka: ketua, wakil, dan ketua nelayan.
Polda Banten tetapkan tiga tersangka: Muhammad Salim (Ketua Kadin Cilegon), Ismatullah Ali (Wakil Ketua Bidang Perindustrian), dan Rufaji Zahuri (Ketua HSNI Cilegon).
Aksi dimulai dari demo proyek.
Menurut Kombes Pol Dian Setyawan, semua berawal dari demo bulan April di depan kantor PT Chengda. Tapi dari situ, malah diduga ada ancaman dan intimidasi.
Ada ancaman & intimidasi verbal.
Ismatullah diduga maki-maki plus ngancam pihak proyek biar dikasih jatah Rp5 triliun. Rufaji? Dia katanya bakal ganggu jalannya pembangunan kalau gak dikasih.
Proses hukum masih jalan, pantau terus.
Tiga tokoh ini masih diproses Polda Banten. Sementara itu, Kadin janji tetap dukung hukum dan jaga nama baik dunia usaha Indonesia.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
