Sesar Cugenang Dideteksi BMKG Usai Gempa M 5,6 Cianjur

BMKG, Cianjur, Gempa, Sesar Cugenang
Rate this post

Jakarta, suarnews.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan jika gempa Cianjur berkekuatan 5,6 magnitudo dipicu pergeseran sesar baru yang dinamakan Patahan Cugenang.

“Dari hasil penelusuran, ditemukan ada patahan yang baru teridentifikasi, karena patahan ini melintasi kecamatan Cugenang maka ditetapkan (namanya) Patahan Cugenang,” kata dia saat konferensi pers daring, Kamis (8/12/2022).

Read More

Dia mengatakan jika patahan yang baru saya terbentuk atau ditemukan ini melintasi 9 desa di dua kecamatan dengan straight atau lintasan yang mengarah ke barat laut tenggara.

Sembilan desa yang dilintasi garis patahan tersebut ialah 8 desa di Kecamatan Cugenang yang terdiri dari Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot. Selain itu ada juga satu desa lainnya di ujung patahan yakni Desa Nagrak Kecamatan Cianjur.

BACA JUGA  TPS Rawan Banjir di Kabupaten Tangerang Dipindahkan untuk Keamanan Pilkada 2024"

“Panjang patahan ini sekitar 9 kilometer, dengan radius berbahaya kiri-kanannya 300-500 meter,” kata dia.

Berdasarkan hasil survey lapangan tersebut, zona berbahaya yang direkomendasikan untuk direlokasi mencapai 8,09 kilometer persegi dengan total lebih kurang 1.800 rumah tinggal.

Baca artikel menarik lainnya:MediaTek Digandeng Xiaomi 12T 5G demi Performa Luar Biasa

The villagers take shelter in a makeshift tent at a tea farm after Monday’s earthquake hit in Cianjur, West Java province, Indonesia, November 26, 2022. The magnitude 5.6 quake killed hundreds of people, many of them children, and displaced tens of thousands. (Photo by Garry Lotulung/NurPhoto via Getty Images) Foto: Garry Lotulung/Getty Images

BACA JUGA  Cuaca Bandung Hari Ini: Berawan Tebal, Hujan Ringan Sore dan Malam

Menurut dia, kawasan di zona berbahaya tersebut harus dikosongkan dari bangunan tempat tinggal, namun bisa dialihkan menjadi lahan pesawahan, resapan, hingga konservasi.

“Lahan tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk kawasan nonstruktural. Bisa untuk lahan pesawahan, dihijaukan, serapan, konservasi, atau bahkan wisata tanpa adanya hotel. Konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan sehingga jika terjadi gempa agar tidak ada runtuhan bangunan dan korban jiwa,” ucap dia.

Dia menambahkan selain sesar baru Cugenang, pihaknya juga mengimbau pemerintah untuk memperhatikan sesar aktif lain. Diharapkan peta sesar yang sudah ada dijadikan acuan untuk tata ruang wilayah.

“Diharapkan garis sesar lainnya juga tidak ada bangunan di atasnya. Kalaupun ada bangunan di radius kurang dari 200 meter, diharapkan bangunannya berteknologi tahan gempa. Jadi ini memang harus diperhatikan secara tata ruang wilayah,” pungkasnya.

Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *