Ada Faktor Genetik di Balik Perselingkuhan?

Rate this post

Kabar perselingkuhan, terutama yang melibatkan selebriti, selalu bikin heboh dan banyak dipertanyakan. Kenapa sih mereka bisa nekat melanggar janji setia? Misalnya di film *Unfaithful*, Diane Lane yang hidupnya terlihat sempurna—rumah keren, anak-anak, dan suami tampan (walau agak membosankan)—tiba-tiba tergoda pria muda menarik. Kenapa dia rela risikokan rumah tangganya?

Menurut pakar psikologi hubungan, Gary W. Lewandowski, PhD, ada berbagai alasan kenapa orang bisa selingkuh. Bisa karena masalah kepribadian atau harga diri pelaku, hubungan yang nggak memuaskan, atau kesempatan yang ada. Tapi, ternyata ada juga kemungkinan faktor genetik, biologi, atau hormonal yang berperan.

Read More

Faktor Genetik

Beberapa studi menunjukkan bahwa perselingkuhan bisa ada hubungannya dengan genetika. Secara evolusi, mencari pasangan alternatif bisa jadi strategi untuk meningkatkan jumlah keturunan, dapetin genetika yang beragam, atau akses sumber daya tambahan. Jadi, ada kemungkinan kalau ada gen yang mempengaruhi kecenderungan untuk selingkuh, gen ini bisa diturunkan ke anak-anak. Tapi, penting diingat, genetik hanya mempengaruhi kecenderungan, bukan menentukan perilaku secara mutlak. Lingkungan, budaya, pendidikan, dan pengalaman pribadi juga berperan besar.

Faktor Hormon

Penelitian tahun 2003 menunjukkan bahwa pria yang setia punya kadar testosteron 21% lebih rendah dibandingkan yang masih lajang. Penelitian lain di tahun 2006 menemukan bahwa pria dengan kadar testosteron tinggi lebih cenderung punya keinginan untuk berselingkuh. Jadi, kadar testosteron juga bisa mempengaruhi kesetiaan.

Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami

Related posts