Anak nakal disuruh ke perpus. Kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang mau ngirim anak-anak nakal ke perpustakaan langsung bikin ramai di medsos. Tapi ada satu komentar nyentrik yang mencuri perhatian: Sujiwo Tejo buka suara!
Sujiwo Tejo lempar sindiran halus.
Lewat akun Instagram-nya, budayawan eksentrik ini unggah potongan berita soal kebijakan tersebut. Tapi, bukan Sujiwo kalau nggak nyelekit. Katanya, daripada dikirim ke perpus, mending anak-anak nakal itu dikirim aja ke seniman.
Seniman = Nakal yang kreatif?
Menurut Sujiwo, semua orang seni pasti punya sisi nakal. Kalau nggak nakal, ya seni mereka palsu. Justru, anak-anak nakal bisa ‘netral’ kalau ketemu sama seniman yang juga sama-sama “berjiwa liar”.
“Negeri #Jancukers pilih kirim anak nakal ke para seniman/wati agar kenakalan mereka jadi netral. Sebab tidak ada orang seni yang tidak nakal, kecuali keseniannya palsu,” tulis Sujiwo.
Seni = Ruang Ekspresi Bebas
Daripada maksa mereka jadi kalem di rak buku, Sujiwo nyaranin anak-anak nakal dikasih panggung buat berekspresi lewat seni. Mau gambar, teater, musik, atau puisi — yang penting mereka bisa ‘nakal’ dengan arah yang tepat.
Perbandingan dengan Gubernur Jabar
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi juga bikin heboh karena ngirim siswa nakal ke barak militer biar lebih disiplin. Banyak orang tua dukung karena dianggap lebih ‘tegas’. Tapi tetap aja ada pro kontra.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami









