Film Indonesia Ngegas ke BIFF 2025, “Pangku” & “Mothernet” Bikin Bangga!

film Indonesia, BIFF 2025, Reza Rahadian, film Pangku, film Mothernet, Dian Sastrowardoyo, festival film
Rate this post

Dua film lokal siap unjuk gigi.
Indonesia bakal tampil kece di Busan International Film Festival (BIFF) ke-30 yang digelar 17–26 September 2025 di Korea Selatan. Ada dua karya yang lolos seleksi: Pangku dan Mothernet. Mereka masuk daftar 23 film yang bakal premiere di salah satu festival film paling prestisius di Asia.

“Pangku”: Debut Panjang Reza Rahadian

Film Pangku jadi milestone penting buat Reza Rahadian. Setelah dulu bikin film pendek Sebelah (2011), kali ini dia comeback sebagai sutradara film panjang bergenre drama sosial.

Read More
BACA JUGA  Heboh Amalia Mutya, Video Viral Cuma Tipu-Tipu?

Ceritanya fokus ke Sartika (Claresta Taufan), ibu tunggal yang harus survive di tengah tekanan ekonomi. Hidupnya makin pelik setelah dijebak Maya (Christine Hakim) buat kerja di kedai kopi pangku, tradisi Pantura yang penuh kontroversi. Di sana, Sartika ketemu Hadi (Fedi Nuril), sopir truk langganan kedai.

Film ini nyorot ketangguhan perempuan dalam menghadapi stigma sosial + kerasnya realitas hidup. Keren banget, karena Pangku nggak cuma main di BIFF, tapi juga udah sempat tayang di Cannes Film Festival 2025, dan siap masuk bioskop Indonesia tahun ini.

“Mothernet”: Drama Keluarga + Sentuhan AI

Kalau Mothernet, vibe-nya beda banget. Film ini hasil kolaborasi BASE Entertainment, Beacon Films (milik Dian Sastrowardoyo), dan Refinery Media Singapura. Dian sendiri nggak cuma produser, tapi juga main sebagai tokoh ibu.

BACA JUGA  Heboh Amalia Mutya, Video Viral Cuma Tipu-Tipu?

Cerita ngikutin Rama (Ali Fikry), remaja 16 tahun yang hidupnya jungkir balik setelah ibunya koma karena kecelakaan. Bareng ayahnya (Ringgo Agus Rahman), Rama dibantu AI buat hadapi hidup baru dengan segala tantangannya.

Film ini diarahkan Wi Ding Ho, sutradara Malaysia pemenang Golden Horse Awards 2010 lewat Pinoy Sunday. Syutingnya juga unik: virtual di Singapura + on location di Indonesia.

Kedua film ini bukti kalau sinema Indonesia makin berani eksplor isu sosial, keluarga, sampai teknologi. Dari Cannes, BIFF, sampai layar bioskop tanah air, siap-siap aja makin sering dengar nama film lokal di panggung dunia.

Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *