Aksi penertiban bangunan liar tahap kedua oleh Satpol PP di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, bikin heboh. Para pemilik usaha, yang merasa tidak adil, menghadang alat berat yang mau merobohkan warung-warung di Warpat.
Meski sempat dihadang, petugas berhasil menerobos barikade. Para emak-emak sampai histeris dan ada yang pingsan karena melihat pembongkaran ini.
Warga yang kecewa sama Pemkab Bogor nggak tinggal diam. Mereka protes dengan melempari Restoran Asep Stroberi dengan telur busuk.
Menurut mereka, Pemkab Bogor pilih kasih karena restoran yang berdiri di lahan bekas Rindu Alam ini nggak kena penertiban, padahal belum punya izin juga.
“Pemerintah Kabupaten Bogor nggak adil. Kalau mau bongkar, ya bongkar semuanya. Asep Stroberi juga belum ada izinnya. Jangan tebang pilih,” kata Ade, salah satu warga dari Cibulao yang juga punya usaha di Kampung Naringgul, Puncak Bogor.
Dengan aksi pelemparan telur busuk ini, warga berharap pejabat Pemprov Jabar dan Kabupaten Bogor bisa lebih adil.
“Semoga yang terima uang dari sini (Asep Stroberi) dapat balasan dari Allah,” ujar warga.
Restoran Asep Stroberi berdiri di lahan bekas Rindu Alam, yang dulunya milik Pemerintah Provinsi Jabar dan sekarang dikelola oleh PT Jaswita, perusahaan milik negara. Meskipun belum punya izin persetujuan bangunan gedung (PBG), Asep Stroberi berhasil lolos dari pembongkaran.
Pada penertiban kali ini, ada 196 bangunan liar yang terkena dampaknya, mulai dari Kampung Naringgul sampai perbatasan Cianjur atau Warpat.