Bro, siapa sih yang nggak kenal sama drakor yang satu ini? When the Phone Rings emang udah hype banget sejak episode perdananya rilis di MBC dan Netflix. Tapi kali ini, bukannya dipuji, episode terakhirnya malah bikin geger dunia maya. Netizen dari berbagai penjuru dunia rame-rame ngehujat karena ada adegan yang katanya menyinggung konflik Palestina-Israel. Nggak heran kalau drama ini jadi trending, tapi dengan vibes yang agak negatif, sih.
Drama Dengan Alur Menegangkan
Drakor ini diadaptasi dari web novel terkenal karya Geon Eoumul Nyeo, dan alurnya tuh gokil banget, penuh misteri! Fokus ceritanya tentang pasangan suami-istri yang udah tiga tahun nggak ngobrol sama sekali gara-gara perjodohan. Suatu hari, mereka dapet telepon misterius yang berisi ancaman penculikan. Dari situ, hubungan mereka mulai berubah dan cerita makin seru.
Siapa yang nggak klepek-klepek sama akting Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin? Chemistry mereka tuh udah kayak kopi sama susu, ngeblend banget! Makanya, tiap ada episode baru, netizen langsung rame bahas di medsos.
Tapi… semuanya berubah di episode terakhir. Bukan cuma jalan ceritanya yang ditutup dengan klimaks, tapi juga kontroversi yang bikin drama ini kena badai kritik.
Parodi Konflik Palestina-Israel?
Nah, di episode terakhir ini ada adegan yang nggak ada di versi web novel, yaitu berita perang antara dua negara fiktif: Paltima dan Izmael. Di situ, karakter Na Yu-ri (Jang Gyu-ri) lagi baca berita soal Paltima yang menyerang Izmael sambil nyandera warga Korea Selatan. Dari sini, masalahnya muncul.
Walaupun Paltima dan Izmael itu negara fiktif, banyak yang curiga kalau mereka tuh parodi Palestina dan Israel. Apalagi, Paltima digambarin sebagai pihak agresor alias tukang nyerang. Buat sebagian penonton, ini kayak bilang kalau Palestina itu pihak yang salah. Netizen pun langsung ngamuk di media sosial.
Ada yang bilang, “Drama ini tuh kayak propaganda terselubung. Apa-apaan coba menggambarkan Palestina kayak gitu?” Banyak juga yang nuntut sutradara Park Sang-woo dan penulis naskah Kim Ji-woon buat minta maaf secara resmi.
Badai Kritik di Media Sosial
Begitu episode terakhir tayang, media sosial langsung rame banget. Di X (dulu Twitter), tagar #WhenThePhoneRingsEp12 langsung trending. Komentar netizen macem-macem, dari yang kecewa sampai marah besar.
Salah satu pengguna X nulis, “Sutradaranya udah kelewat batas, nih. Gimana bisa bikin adegan kayak gini di tengah situasi dunia yang lagi sensitif?” Ada juga yang bilang kalau mereka bakal boikot semua karya sutradara dan penulisnya.
Nggak cuma netizen lokal, netizen internasional juga ikut-ikutan ngamuk. Mereka ngerasa drama ini nggak sensitif sama konflik yang udah bertahun-tahun terjadi di dunia nyata.
Belum Ada Klarifikasi dari Tim Produksi
Sampai sekarang, tim produksi When the Phone Rings sama pihak MBC masih belum buka suara soal kontroversi ini. Padahal, banyak banget yang udah nungguin klarifikasi atau permintaan maaf resmi dari mereka.
Sebelumnya, drama ini juga pernah kena kritik di episode pertama gara-gara salah gerakan bahasa isyarat. Waktu itu, mereka minta maaf sih, tapi nggak tahu deh kali ini bakal ada permintaan maaf lagi atau nggak.
Apa Pelajaran yang Bisa Diambil?
Sebagai penikmat drakor, kita pasti pengen cerita yang seru dan bisa dinikmati tanpa drama di balik layar. Tapi, kasus ini nunjukin kalau pembuat drama juga harus lebih hati-hati. Kadang, hal kecil yang mereka anggap remeh bisa jadi isu besar buat penonton.
Intinya, bro-sis, kalau mau bikin karya, pastiin nggak nyinggung isu sensitif. Apalagi kalau udah nyangkut soal konflik dunia. Buat tim produksi When the Phone Rings, semoga aja mereka bisa belajar dari kesalahan ini, ya!
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami









