Semua ini berawal dari letusan yang terjadi pada tanggal yang sama, sekitar pukul 23.57 WITA, dan berlangsung selama 1.450 detik. Wow, itu lama juga! Sayangnya, berita duka datang karena letusan ini menyebabkan enam orang meninggal, yang sudah terverifikasi berasal dari Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang. Abdul Muhari dari BNPB menyampaikan hal ini dalam keterangan tertulisnya, Senin, 4 November 2024.
Kondisi ini berdampak pada beberapa desa di tiga kecamatan. Di Kecamatan Wulanggitang, ada enam desa yang terdampak, yaitu Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, dan Boru Kedang. Sementara di Kecamatan Ile Bura, ada empat desa yang juga kena dampak, termasuk Dulipali dan Nobo. Di Kecamatan Titehena, empat desa juga mempengaruhi, yaitu Konga, Kobasoma, Bokang Wolomatang, dan Watowara.
BNPB sudah ngumpulin data, ada sekitar 2.734 KK atau 10.295 jiwa yang terdampak, dengan rincian 2.527 KK di Wulanggitang dan 207 KK di Ile Bura. Yang lebih bikin miris, masyarakat di Desa Dulipali dan Lewolaga sudah siap-siap bikin tempat pengungsian di sekolah.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur juga telah memperpanjang status siaga darurat bencana Gunung Lewotobi Laki-laki selama 96 hari, dari 27 September hingga 31 Desember 2024. Ini resmi lho, melalui Keputusan Bupati Flores Timur.
Nah, dengan status aktivitas vulkanik yang naik ke level IV, PVMBG kasih rekomendasi penting nih:
- Warga sekitar dan wisatawan harus menjauh dari radius 7 km dari pusat letusan, terutama ke arah Utara-Timur Laut.
- Jangan panik! Ikuti arahan dari pemerintah dan jangan percaya isu-isu gak jelas.
- Waspada banjir lahar jika hujan deras, karena bisa bahaya banget!
- Kalo kena hujan abu, jangan lupa pakai masker biar aman dari bahaya abu vulkanik.
- Pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi untuk menjaga situasi.
Jadi, tetap waspada dan jaga diri, ya!