Salsa Erwina jadi sorotan publik.
Belakangan, nama Salsa Erwina Hutagalung viral usai menanggapi pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, soal istilah “orang totol sedunia”. Kritiknya langsung bikin heboh netizen.
Prestasi Gemilang dari Mahasiswa Hingga Internasional
Salsa bukan sembarang figur. Alumni Ilmu Hubungan Internasional UGM ini punya rekam jejak membanggakan:
-
Debat internasional Berlin 2012 mewakili Indonesia.
-
Juara debat Asia Pasifik 2014.
-
Masuk 10 besar mahasiswa berprestasi nasional 2014.
Prestasinya nunjukkin dedikasi dan kecerdasannya udah teruji sejak muda.
Karier Internasional: Malaysia & Denmark
Saat ini, Salsa bekerja di Vestas, Denmark, sebagai Agile Portfolio Specialist. Perusahaan ini raksasa energi terbarukan, fokus ke turbin angin.
Sebelumnya, dia jadi Head of Business Development di iPrice Group, e-commerce lintas negara di Malaysia. Pengalaman ini nunjukkin kemampuan Salsa menavigasi dunia profesional global dengan cerdas dan strategi matang.
Aktivisme dan Suara Diaspora
Meski tinggal jauh dari Indonesia, Salsa aktif beri komentar soal isu sosial, politik, dan ekonomi.
-
Podcast “Jadi Dewasa 101” jadi wadahnya bagi generasi muda belajar soal keuangan, kesehatan mental, hingga tekanan sosial.
-
Kritiknya terhadap pejabat publik dan tragedi driver ojol korban rantis Brimob bikin publik sadar: suara diaspora Indonesia juga penting.
Pengalaman hidup di Denmark bikin kritiknya makin berbobot. Salsa paham gimana demokrasi dan kesejahteraan sosial berjalan di negara lain, jadi suaranya tajam tapi berbasis fakta.
Dari Debat ke Demokrasi: Suara yang Berani
Salsa nunjukin bahwa keberanian bersuara itu bagian dari kontribusi nyata pada bangsa.
-
Debat sejak kuliah melatih logika, data, dan empati.
-
Kritiknya bukan amarah semata, tapi refleksi pengalaman akademik, karier internasional, dan kepedulian sosial.
Dia buktiin demokrasi itu bukan cuma hak pilih, tapi juga keberanian ngomong ketika sesuatu salah.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Kritik tajam di media sosial gak selalu mulus. Sering muncul cibiran atau perdebatan panjang.
Tapi ini bukti ruang demokrasi di Indonesia masih hidup. Suara Salsa bisa jadi cermin buat pemangku kebijakan: kritik itu pengingat, bukan ancaman.
Salsa Erwina Hutagalung nunjukin: intelektualitas + profesionalisme + kepedulian sosial bisa berjalan bareng. Dari UGM, panggung debat internasional, karier global, hingga podcast, dia tunjukin tiap individu bisa bikin perubahan.
Pesan buat Gen Z: prestasi akademik penting, tapi berani bersuara itu kunci. Kritik bukan kebencian, tapi bentuk cinta pada negeri. Salsa jadi inspirasi nyata: jadi warga negara baik itu bukan cuma ikutin aturan, tapi juga berani koreksi ketika aturan melenceng dari semangat demokrasi.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
