Demo panas akhir Agustus bikin geger.
Bentrokan antara aparat dan massa makin nggak terkendali, bahkan sampai makan korban jiwa. CEO Malaka Project, Ferry Irwandi, langsung kasih statement pedas soal situasi ini.
Ada dua faktor utama pemicu.
Menurut Ferry, ketegangan di lapangan dipicu dua hal: tindakan aparat dan perilaku sebagian massa. “Keduanya harus dibaca hati-hati,” tegasnya.
Korban jiwa bukan sekadar angka.
Data terbaru nyatain ada 9 orang meninggal sejak demo dimulai. Ferry bilang setiap nyawa adalah luka mendalam bagi keluarga, bukan sekadar statistik.
Gas air mata tembus kampus Bandung.
Salah satu yang disorot: gas air mata ditembakkan hingga masuk area kampus. “Itu salah besar. Kampus ruang akademik, bukan arena perang,” katanya.
Bedakan mahasiswa dan massa anarkis.
Walau kritik aparat keras, Ferry juga ingetin ada massa yang rusuh. Tapi, mahasiswa yang bawa tuntutan jelas nggak bisa disamakan dengan mereka.
Pemerintah diminta jangan salah baca masalah.
Kalau akar persoalan salah dibaca, solusi pasti melenceng. Dampaknya bisa fatal: konflik makin parah dan kepercayaan publik makin runtuh.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
