Polisi turun langsung ke sekolah.
Jelang aksi demo besar-besaran Partai Buruh dan KSPI di Jakarta pada Kamis, 28 Agustus 2025, polisi di Depok sibuk keliling sekolah. Targetnya? Mencegah pelajar SMA/SMK ikut-ikutan turun ke jalan.
Polisi Wanti-Wanti Pelajar
Kapolsek Sukmajaya, AKP Rizky Firmansyah, bilang pihaknya sudah masuk ke 10 sekolah di wilayah Sukmajaya dan Cilodong. Polisi kasih imbauan supaya siswa nggak gampang terprovokasi buat gabung demo di depan Gedung DPR/MPR.
“Kami nggak mau ada pengulangan kayak demo sebelumnya, di mana banyak pelajar STM ikutan aksi mahasiswa,” jelas Rizky.
Kenapa Pelajar Jadi Sorotan?
Meski demo besok fokus ke isu ketenagakerjaan, keterlibatan pelajar tetap bikin aparat waspada. Pasalnya, pada demo 25 Agustus 2025 lalu, banyak siswa SMA/SMK—bahkan ada yang dari luar Jakarta kayak Sukabumi—ikut turun ke jalan.
Di satu sisi, mereka dipuji karena “berani bersuara untuk rakyat”. Tapi di sisi lain, hal itu menuai kritik karena bertentangan dengan aturan.
Aturan untuk Anak di Bawah 18 Tahun
Komisioner KPAI, Sylvana Maria Apituley, ngingetin kalau anak di bawah 18 tahun dilarang ikut demonstrasi atau agenda politik. Jadi meski semangatnya oke, tetap ada batasan hukum yang harus dipatuhi.
Polisi Depok lagi gencar kasih imbauan biar pelajar nggak terseret arus demo 28 Agustus. Semangat perjuangan memang penting, tapi ada saatnya sekolah tetap jadi prioritas utama.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
