Sejarah itu bukan cuma masa lalu.
Buat dunia bisnis, sejarah perusahaan bisa jadi clue besar buat ngerti arah masa depannya. Nah, PT Eagle High Plantations Tbk alias BWPT punya cerita yang nggak biasa.
Awalnya berdiri tahun 2000 dengan nama PT Bumi Perdana Prima Internasional, BWPT baru benar-benar dikenal publik setelah IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009. Tapi turning point terbesar justru datang tahun 2014. Saat itu, BW Plantation merger dengan Green Eagle Group (milik Rajawali Group) dan resmi lahirlah nama baru: Eagle High Plantations.
Bukan cuma ganti nama, tapi juga ganti arah strategi dan makin nempel identitasnya sebagai bagian dari konglomerasi Rajawali milik Peter Sondakh.
Masuknya FELDA Malaysia: Drama Lintas Negara
Di akhir 2016–2017, dunia bisnis langsung heboh. Kenapa? Karena FELDA (Federal Land Development Authority) Malaysia masuk jadi pemegang saham BWPT lewat anak usahanya, FIC Properties Sdn Bhd.
Bayangin aja, FELDA beli 37% saham BWPT. Bukan angka kecil, bro-sis. Dan FELDA ini bukan pemain biasa—mereka adalah pengelola perkebunan sawit terbesar di dunia.
Sejak 2017, BWPT resmi punya dua big boss: Rajawali Group dan FELDA Malaysia. Jadinya, BWPT bukan sekadar perusahaan lokal, tapi udah naik kelas jadi pemain regional dengan support modal lintas negara.
BWPT Ngapain Sih?
Fokus BWPT itu di perkebunan kelapa sawit, khususnya bisnis hulu. Artinya, mereka ngurus kebun sawit, panen tandan buah segar (TBS), sampai ngolah jadi CPO (crude palm oil) dan PK (palm kernel).
Bahkan, di 2025 mereka tambah kapasitas produksi lewat Bangkirai Mill di Kalimantan Timur dengan kapasitas 400 ton per jam. Total lahan kelola BWPT sekarang udah tembus 87 ribu hektare (termasuk plasma). Dengan kapasitas olah 2,2 juta ton TBS per tahun, BWPT jelas jadi salah satu raksasa sawit di Indonesia.
Siapa Pemilik BWPT 2025?
Menurut laporan per Juni 2025, struktur pemegang sahamnya kayak gini:
- Rajawali Group (Peter Sondakh): 37,70%
- FELDA Malaysia: 37,00%
- Publik (investor ritel): 25,30%
Artinya, BWPT dikontrol dua powerhouse besar tapi tetap kasih ruang buat investor ritel ikut nimbrung.
Prospek BWPT: Gaspol atau Gas Rem?
Dengan kapasitas pabrik baru, BWPT punya peluang gede buat naikin profit. Permintaan CPO masih stabil, terutama dari India, China, dan Indonesia sendiri.
Tapi tentu aja ada tantangan:
- Harga CPO yang gampang banget fluktuatif.
- Regulasi lingkungan makin ketat (ISPO, RSPO).
- Persaingan produsen sawit lokal makin sengit.
Untungnya, punya FELDA di belakang mereka bikin akses ke pasar global lebih terbuka lebar.
Jadi, Apa Artinya Buat Investor?
BWPT bukan sekadar saham sawit. Dia adalah simbol kolaborasi lintas negara, kombinasi modal lokal dan regional, plus cerita panjang tentang transformasi bisnis.
Buat investor ritel, saham BWPT bisa jadi peluang sekaligus ujian mental. Ingat, main di sektor sawit itu nggak lepas dari naik-turun harga global dan isu lingkungan.
Tapi satu hal jelas: BWPT udah buktiin kalau dari perusahaan lokal, mereka bisa naik jadi pemain regional yang diperhitungkan.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
