Rekening nganggur tiba-tiba diblokir!
Publik langsung auto heboh.
Yap, nama Ivan Yustiavandana langsung naik ke trending setelah lembaga yang dia pimpin, PPATK, memutuskan blokir sejumlah rekening dormant alias yang udah lama gak aktif.
Kok bisa jadi rame banget?
Soalnya, di tengah isu keamanan data dan finansial yang makin bikin was-was, tiba-tiba muncul kebijakan pemblokiran yang bikin netizen makin parno. Banyak yang mikir, “Loh, saldo gua aman gak nih?”
Ivan yang jadi Kepala PPATK pun langsung disorot publik. Sosoknya jadi bahan omongan, karena dianggap memegang peran penting dalam aksi pemblokiran ini.
Siapa sih Ivan Yustiavandana?
Ivan bukan orang baru di dunia intelijen keuangan. Dia udah ngabdi lebih dari 20 tahun di PPATK dan punya track record solid dalam pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
Sebelum jadi bos besar di PPATK tahun 2021, Ivan pernah jadi Direktur Riset dan Deputi Pemberantasan. Artinya, dia bukan asal tunjuk—emang udah teruji dan punya pengalaman panjang.
Kenapa sih rekening ‘nganggur’ diblokir?
Menurut PPATK, rekening yang lama gak dipakai bisa jadi celah buat kejahatan, kayak pencucian uang atau transaksi ilegal. Karena itu, mereka ambil langkah cepat—blokir dulu, amankan dulu.
Tapi langkah ini bikin polemik. Netizen banyak yang nanya-nanya: “Kenapa gak dikasih tahu dulu? Gimana kalau itu rekening penting tapi jarang dipakai?”
Sampai dipanggil Presiden Prabowo?!
Yep, saking rame dan sensitifnya isu ini, kabarnya Ivan sempat dipanggil langsung oleh Presiden Prabowo buat ngasih penjelasan.
Pemerintah pengen semua jelas, transparan, dan gak bikin masyarakat panik tanpa alasan.
Background Ivan, gak kaleng-kaleng
- S1 Hukum – Universitas Jember
- S2 – Washington College of Law, AS
- S3 Hukum – Universitas Gadjah Mada
Gak cuma itu, Ivan juga sering mewakili Indonesia di forum-forum internasional, seperti FICG dan komunitas AML/CTF bareng ASEAN, Australia, dan Selandia Baru. Jadi, secara akademis dan pengalaman, dia emang paham banget dunia keuangan dan hukum.
Pemblokiran rekening dormant emang bikin jantung deg-degan, tapi niatnya buat lindungi publik dari potensi penyalahgunaan. Ivan Yustiavandana cuma ngejalanin tugasnya.
Meskipun begitu, netizen jelas butuh transparansi. Karena di era digital kayak sekarang, uang + data = aset utama.
Jadi, gak salah juga kalau publik pengen tau lebih banyak dan dapet kejelasan.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
