Konser ini bikin geger banget!
Di pertengahan Juli 2025, JKT48 ngadain konser spesial bertajuk FULL HOUSE di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. Tapi yang bikin heboh bukan cuma lighting megah atau setlist gokilnya. Satu hal yang beda banget: nggak ada teriakan encore sama sekali.
Biasanya, setelah lagu terakhir, fans teriak “Encore!” biar member balik lagi ke panggung buat satu penampilan pamungkas. Tapi kali ini? Sepi. Banget.
Haruka nangis di akhir konser
Salah satu momen paling bikin nyesek adalah saat Haruka Nakagawa—eks member JKT48 gen 1—nangis di ujung penampilannya.
Awalnya banyak yang ngira itu air mata bahagia. Tapi ternyata… Haruka nangis karena kecewa.
Nggak ada sorakan, nggak ada tepuk tangan bareng, dan yang paling nyakitin: nggak ada encore. Penonton diem kayak patung. Twitter langsung rame.
“Haruka tampak nangis karena dicuekin fans.”
“Selamat JKT48, udah bikin sejarah konser tanpa encore.”
Encore itu bukan sekadar bonus
Buat fans dan idol, encore itu simbol koneksi.
Itu momen spesial, penutup penuh cinta. Fans biasanya kompak banget teriak encore, kayak ngasih pelukan bareng ke idol yang mereka sayang.
Tapi di FULL HOUSE, momen itu lenyap. Artinya jelas: hubungan fans dan manajemen lagi retak.
Skandal Fufuritsu, pemantik diamnya fans
Kenapa fans milih diem? Semua balik ke skandal lama yang menyeret General Manager JKT48, Fufuritsu alias Fritz Fernandez.
Tahun 2021, Fritz pernah upload foto kue ulang tahun yang dinilai nyeleneh dan nggak pantas. Meski dia bilang itu di luar konteks, fans udah kadung ilfeel. Dan makin panas karena nggak ada permintaan maaf resmi.
Banyak fans kecewa karena manajemen dianggap cuek, dan yang bikin makin kesel: Fritz masih pegang posisi tinggi. Tagar #FufuritsuOUT pun trending. Beberapa wota bahkan sampai DM Yasushi Akimoto langsung buat nyuarain unek-unek.
Diam bukan berarti pasrah
Fans diem di konser FULL HOUSE bukan karena udah nggak peduli. Justru karena mereka terlalu peduli.
Diam kali ini jadi bentuk protes yang elegan tapi pedes. Simbol kalau ada luka dalam hubungan fans dan idol.
Banyak fans ngerasa:
“Manajemen udah nggak dengerin kami.”
“Member nggak dilindungi.”
“Komunitas cuma diperah, nggak dihargai.”
Forum fans rame, beberapa milih mundur dari fandom. Dan buat banyak orang, konser ini jadi semacam wake-up call.
Pelajaran penting buat manajemen JKT48
Yang rusak bukan cuma sistem encore. Tapi kepercayaan. Kalau manajemen mau memperbaiki semuanya, ini yang perlu dilakuin:
- Dengerin aspirasi fans secara jujur dan terbuka.
- Tegas terhadap skandal, jangan seolah tutup mata.
- Rawat hubungan emosional antara member dan penggemar.
- Akui kesalahan, jangan malah defensif.
Apakah ini akhir JKT48? Nope. Tapi ini titik balik.
Era baru JKT48 bukan soal setlist atau baju panggung. Tapi soal integritas, komunikasi, dan nilai.
Fans zaman sekarang bukan cuma penonton pasif—mereka cerdas, vokal, dan punya prinsip.
Dan di balik tangisan Haruka, kita semua denger satu pesan penting:
Cinta fans itu tulus. Tapi juga kritis.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
