Industri film Indonesia lagi naik daun banget! Salah satu yang jadi sorotan adalah kerja sama Joko Anwar dan Fachri Albar. Dua sosok ini jadi tandem yang keren banget, menghasilkan film yang nggak cuma laku di bioskop lokal, tapi juga diakui dunia.
Joko Anwar dikenal dengan gaya sinematik berani, sering angkat tema eksistensial dan psikologis yang dalam. Sedangkan Fachri Albar, dengan kemampuan aktingnya yang kuat, jadi pilihan tepat buat ngewujudkan visi Joko.
Film “Kala” (2007): Awal Kolaborasi dan Pengenalan Film Noir Lokal
“Kala” jadi proyek awal yang bener-bener ngenalin keduanya ke dunia film serius. Film noir pertama Indonesia ini punya vibe gelap dan konspiratif. Fachri Albar main sebagai Janus, jurnalis yang terjebak dalam penyelidikan pembunuhan dan mitologi rahasia kerajaan.
Film ini bikin Fachri tampil total, ngebawa karakter yang penuh emosi dan kompleksitas. “Kala” pun berhasil jadi milestone buat Joko Anwar, karena dia berhasil ciptain atmosfer unik lewat visual yang dramatis.
Pintu Terlarang (2009): Thriller Psikologis yang Simbolis
Dua tahun setelahnya, mereka bareng lagi di “Pintu Terlarang”, thriller psikologis yang bener-bener bikin bingung antara realita dan ilusi. Fachri jadi Gambir, pematung sukses yang punya rumah tangga palsu dan trauma masa lalu.
Meski nggak begitu ngehits di bioskop Indonesia, film ini malah dapet pujian di festival film internasional kayak PiFan (Korea) dan L’Étrange Festival (Prancis).
Pengabdi Setan (2017) & Pengabdi Setan 2: Communion (2022): Horor Spiritual dan Dunia Sekte
“Pengabdi Setan” adalah remake film horor klasik yang langsung meledak. Fachri Albar muncul sebagai Batara, anggota sekte misterius, dan makin mencolok di sekuelnya. Meski cuma muncul di akhir, Batara punya aura gelap yang nggak bisa dilupain.
Film ini jadi horor terlaris di Indonesia dan jadi gebrakan besar buat genre horor lokal. Fachri nunjukkin kalau akting horor nggak harus banyak dialog, ekspresi wajah aja udah cukup buat bikin penonton ketakutan.
Siksa Kubur (2024): Horor Eksistensial dan Pertanyaan Iman
Di “Siksa Kubur”, Fachri mainin karakter Sanjaya Arif, ayah ateis yang ngalamin kehilangan tragis dan mulai meragukan makna hidup dan keberadaan Tuhan. Film ini bukan sekadar horor, tapi lebih ke pertanyaan besar tentang kehidupan dan keimanan.
Fachri banget deh, dia berhasil ngebawa karakter yang penuh kebimbangan dan emosi dalam atmosfer yang sangat spiritual. Ini nunjukkin betapa dalamnya akting Fachri dalam film yang penuh pertanyaan hidup.
Nightmares and Daydreams (2024): Fiksi Ilmiah Horor yang Gak Biasa
Kolaborasi terakhir mereka sampai saat ini adalah “Nightmares and Daydreams”, serial antologi fiksi ilmiah horor yang tayang di Netflix. Fachri berperan sebagai Ali dalam episode berjudul “The Oddity”, yang mengangkat tema Hollow Earth dan teori konspirasi Agartha.
Dalam genre fiksi ilmiah yang jarang di Indonesia, Fachri bawa ketegangan emosional dan intelektual yang keren banget, bener-bener beda dari yang lain.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
