Kisah Nenek Hasna dan Keluarga Besarnya di Jakarta
Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta yang padat banget, ada sebuah kisah pilu dari sebuah keluarga besar yang tinggal di Johar Baru, Jakarta Pusat. Mereka tinggal di rumah super sempit berukuran cuma 3×2 meter, dan Nenek Hasna, yang sudah berusia 83 tahun, harus berbagi ruang tersebut dengan belasan cucunya. Bayangin deh, rumah sekecil itu harus ditempati banyak orang! Kondisi mereka pun sangat terbatas, dengan segala keterbatasan dalam hal fasilitas dan kenyamanan.
Karena rumah mereka yang sempit dan kondisi hidup yang serba kekurangan, kisah Nenek Hasna menarik perhatian banyak orang. Bahkan, Menteri Perumahan Rakyat, Maruarar Sirait, pun datang untuk melihat langsung bagaimana kondisi mereka hidup di dalam rumah yang sempit tersebut.
Tanggung Jawab Sosial dalam Islam
Kisah Nenek Hasna bukan hanya menggambarkan kemiskinan, tetapi juga mengangkat pertanyaan tentang tanggung jawab sosial yang ada dalam ajaran Islam. Dalam Islam, kesejahteraan sosial sangat diperhatikan, apalagi bagi mereka yang berada dalam keadaan lemah dan membutuhkan.
Islam mengajarkan bahwa setiap individu memiliki hak untuk hidup layak. Namun, hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab individu atau keluarga, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama dalam masyarakat dan negara. Al-Qur’an memberikan banyak prinsip tentang keadilan dan kesejahteraan, salah satunya dalam QS. Al-Hasyr ayat 7 yang berbunyi:
“كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ”
Artinya: “Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.”
Ayat ini mengajarkan agar kekayaan dan kesejahteraan itu merata, tidak hanya berputar di kalangan orang kaya, tetapi juga sampai kepada mereka yang kurang beruntung. Negara dalam Islam punya peran besar dalam memastikan kekayaan dibagi dengan adil, agar tidak ada kelompok masyarakat yang tertinggal. Pemimpin wajib memastikan bahwa setiap rakyat memiliki akses untuk hidup layak, melalui kebijakan yang tepat dan pemerataan ekonomi.
Peran Pemimpin dalam Islam
Dalam Islam, pemimpin memiliki tanggung jawab besar terhadap kesejahteraan rakyatnya. Tidak hanya bertanggung jawab atas keamanan dan ketertiban, seorang pemimpin juga harus memastikan rakyatnya bisa mengakses kebutuhan dasar seperti rumah yang layak, makanan, dan kesehatan. Hal ini ditekankan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud:
“الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ”
Artinya: “Seorang pemimpin adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang diurusnya.”
Jadi, kalau ada warga yang masih hidup dalam kekurangan, seperti yang dialami oleh Nenek Hasna dan cucu-cucunya, ini harus menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat untuk lebih peduli.
Zakat, Infak, dan Sedekah Sebagai Instrumen Kesejahteraan
Dalam ajaran Islam, ada juga konsep zakat, infak, dan sedekah yang menjadi salah satu cara untuk membantu sesama, khususnya mereka yang miskin dan membutuhkan. Zakat, yang merupakan kewajiban bagi umat Muslim, bertujuan untuk mengangkat derajat sosial mereka yang kurang mampu. Harta zakat ini seharusnya didistribusikan oleh negara untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama untuk memberikan tempat tinggal yang layak.
Allah juga menjelaskan dalam QS. At-Taubah ayat 60:
“إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ…”
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin…”
Ayat ini mengajarkan kita untuk mengutamakan orang yang kekurangan, agar mereka bisa hidup layak dan ikut berperan dalam pembangunan umat.
Pentingnya Bantuan Berkelanjutan dan Perencanaan Jangka Panjang
Dalam konteks Nenek Hasna, jika bantuan yang diberikan oleh pemerintah berlandaskan prinsip kesejahteraan Islam, maka bantuan tersebut tidak hanya bersifat sementara. Bantuan yang diberikan harus berupa upaya jangka panjang untuk memastikan mereka memiliki fasilitas dan kesempatan yang lebih baik di masa depan.
Kesejahteraan dalam Islam tidak hanya berbicara tentang bantuan sesaat, tetapi juga tentang perencanaan yang matang untuk memastikan setiap individu mendapatkan hak-hak dasar mereka, seperti tempat tinggal yang layak, pangan yang cukup, dan kesehatan yang terjamin.
Kunjungan Menteri Perumahan Rakyat sebagai Langkah Positif
Kunjungan Menteri Perumahan Rakyat, Maruarar Sirait, ke rumah Nenek Hasna merupakan langkah positif dalam memberikan perhatian terhadap masalah kemiskinan ekstrem. Namun, yang lebih penting adalah penerapan sistem yang berkelanjutan agar masyarakat tidak lagi hidup dalam kondisi seperti itu.
Dalam pandangan Islam, sebuah negara yang ideal adalah negara yang bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan rakyatnya, serta selalu hadir untuk memberikan solusi agar setiap individu bisa hidup dengan lebih layak.
Dapatkan Artikel Viral dengan Gabung di Google News Kami
